Saterdag 02 November 2013

Resume Makalah Softskill

Resume Makalah Softskill Kelompok 2 : Edwin Wahyu Saputra 22210252 Lisnawati 24210051 Riska Andriana 26210029 Rizqi Putri Ariani 26210200 Kelompok 1 Prinsip Etika Profesi Akuntansi dan Tujuannya Prinsip Etika Profesi Akuntansi 1. Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. 3. Integritas Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. 4. Obyektivitas Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. 5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir. 6. Kerahasiaan Kerahasiaan mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi. 7. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi 8. Standar Teknis Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Kelompok 2 Perilaku Etika Bisnis Lingkungan bisnis yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa ada beberapa hal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala . dalam menghadapi era globalisasi dapat dia atasi . Faktor – factor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adalah : 1. Lingkungan internal 2. Lingkungan Eksternal Diakui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif. Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di amrika srikat pada tahun 1970-an Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Macam-macam teori etika bisnis, yaitu: a) Utilitarisme (utilitarianism) b) Deontologi c) Teori Hak d) Teori Keutamaan Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah : 1. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk teromabng-ambing oleh pesatnya 4. Menciptakan persaingan yang sehat 5. Menerapkan konsep ”Pembangunan Berkelanjutan” 6. Menghindari sifat 5K (Katabalace, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) 7. Mampu menyatakan yang benar itu Kelompok 3 Etika Goverment Dalam Menyikapi Bisnis Di Indonesia Etika Govemment adalah penggunaan teknologi informasi untuk oleh pemerintahan untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal yang berkenan dengan pemerintahan. Masalah-masalah praktis etika bisnis 1. Banyak pelaku bisnis dan ekonomi yang telah merugikan warga negara, dari keuntungan. financial (pajak) dan kepercayaan public terhadap peranan negara (pemerintah) dalam mengawasi dinamika ekonomi, khususnya proses produksi, eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan pelestarian lingkungan hidup. 2. Masih saja terjadi persaingan tidak sehat dan monopoli terhadap sektor-sektor ekonomi. 3. Kejahatan perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan juga sering dilakukan oleh banyak orang. 4. Mekanisme pengawasan dan penegakan hokum terhadap kegiatan bisnis berskala besar, acap kali diabaikan oleh pemerintah, bahkan terlihat banyak oknum aparat pemerintah. 5. Control lembaga legislatif (parlemen) juga sangat lemah, sebab ada juga anggota parlemen, tingkat pusat dan tingkat daerah yang ikut melakukan kejahatan bisnis, atau sengaja membiarkan terjadi tanpa ada upaya melaporkannya 6. Masih banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki etika bisnis, dan oknum pemerintah, banyak yang tidak memiliki etika dalam pembangunan ekonomi, perdagangan dan korporasi. Beberapa Solusi Permasalah Etika Bisnis : 1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis/ ekonomi yang terjadi seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global, sebaliknya semua Negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis. 2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik mengenal politik penanggulangan kesejahteraan bisnis secara rasional. 3. Untuk mecegah sekaligus memberantas kejahatan bisnis/ekonomi, sesuatu hal yang signifikan, strategic dan fundamental harus diambil, yaitu dengan lebih dahulu membenahi organisasi kekuasaan kehakiman, kejaksaan dan kepolisian. 4. Integritas moral pemerintah dan parlemen juga harus lebih baik, agar tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam berbuat kejahatan bisnis/ekonomi. 5. Etika bisnis harus disosialisasikan oleh pemerintah dan LSM secara berkelanjutan. 6. Prinsip-prinsip good corporate governance harus diterapkan pada semua korporasi, baik milik asing, pemerintah, maupun swasta lokal. Kelompok 4 Akuntansi sebagai Profesi dan Etika dalam Akuntan Publik Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Peran akuntansi 1. Akuntan Publik (Public Accountants) 2. Akuntan Intern (Internal Accountant) 3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants) 4. Akuntan Pendidik Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan professional publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan. Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing 1. Integritas 2. Kerjasama 3. Inovasi 4. Simplisitas Teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi Masyarakat yaitu : 1. Jasa assurance 2. Jasa Atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan Prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Kelompok 5 Kode Etika Profesi Akuntansi Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah : 1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia. 2. Hindari menyakiti orang lain. 3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya 4. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten 5. Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual 6. Menghormati privasi orang lain 7. Kepercayaan Kode Etik AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants) terdiri atas dua bagian; bagian pertama berisi prinsip-prinsip Etika dan pada bagian kedua berisi Aturan Etika (rules) : 1. Tanggung Jawab 2. Kepentingan Publik 3. Integritas 4. Objektivitas dan Independensi 5. Kehati-hatian (due care). 6. Ruang Iingkup dan Sifat Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Berikut adalah delapan prinsip etika yang telah ditentukan ketetapannya: 1. Prinsip pertama: Tanggung Jawab Profesi 2. Prinsip Kedua: Kepentingan Publik 3. Prinsip Ketiga: Integritas 4. Prinsip Keempat: Objektivitas 5. Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional 6. Prinsip Keenam: Kerahasiaan 7. Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional 8. Prinsip Kedelapan : Standar Teknis Prinsip dan Kode Etik menurut IFAC ( International Federation of Accountan Committee) Misi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara-negara anggota IFAC. Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC: 1. Integritas. 2. Objektivitas. 3. Kompetensi profesional dan kehati-hatian. 4. Kerahasiaan. 5. Perilaku Profesional. Kelompok 6 Tanggung Jawab Akuntan Publik Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi. 1. Atestasi Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Audit Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Kompilasi dan Review Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan aapapun terhadap laporan tersebut. Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. 4. Laporan Keuangan Prospektif Laporan keuangan prospektif berisi informasi keuangan yang merupakan bagian dari ramalan keuangan maupun proyeksi keuangan. Laporan keuangan prospektif digunakan baik untuk penggunaan umum atau terbatas. 5. Pengendalian Mutu Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman, organisasi profesi menetapkan sembilan elemen pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan oleh KAP. Kelompok 7 Etika Dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk: 1. Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan. 2. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen, yaitu: 1. Perencanaan 2. Pengevaluasian yang diharapkan 3. Pengendalian 4. Menjamin pertanggungjawaban sumber 5. Pelaporan eksternal. Competence, Confidentiality, Integrity and Objectivity of Management Accountant Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen: 1. Competence (Kompetensi) 2. Confidentiality (Kerahasiaan) 3. Integrity (Kejujuran) 4. Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen) Merupakan tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan. Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu : 1. Whistle Blowing internal 2. Whistle Blowing eksternal Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Kelompok 8 Etika dalam Akuntansi Keuangan dan akuntansi Manajemen Etika dalam Akuntansi Manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi serta pengambilan keputusan. Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpecaya dan etis. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen: 1. Perencanaan Menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan system perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan dan memilih cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran. 2. Pengevaluasian Mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak. 3. Pengendalian Menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya. 4. Menjamin pertanggungjawaban sumber Mengimplementasikan suatu system pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. 5. Pelaporan eksternal Ikut berpartisispasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal Etika dalam akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan-kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunanlaporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan, laporan keuangan tersebut harus mampu memberikan suatu rangkaian historis informasi dari sumber-sumber ekonomi dan kewajiban-kewajiabn perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang mengabaikan perusahaan terhadap sumber-sumber ekonomi dan kewajiban tersebut dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan mata uang. Tanggung jawab seorang akuntan : 1. Menyususn laporan keuangan dari perusahaan secara integral 2. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan

Saterdag 05 Oktober 2013

Prilaku Etika Bisnis

PAPER PRILAKU ETIKA BISNIS 4EB13 Kelompok 2 : Edwin Wahyu Saputra 22210252 Lisnawati 24210051 Riska Andriana 26210029 Rizqi Putri Ariani 26210200 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 Prilaku Etika Bisnis Lingkungan bisnis yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa ada beberapa hal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala . dalam menghadapi era globalisasi dapat dia atasi . Moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. A. Lingkungan Bisnis Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembanga organisasi atau perubahan. Faktor – factor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adalah : 1. Lingkungan internal Segala sesuatu didalam organisasi atau perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi atau perusahaan tersebut. 2. Lingkungan Eksternal Segala sesuatu di luar batas-batas organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi organisasi atau perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin komperatif menimbulkan pesaingan yang semakin tajam, ini di tandai dengan semakin banyaknya perusahaan milik pemerintah atau swasta yang didirikan baik itu perusahaan berskala besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan berskala kecil. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi Perilaku Etika Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan. B. Perkembangan Dalam Etika Bisnis Diakui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah lluput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif. Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di amrika srikat pada tahun 1970-an. Untuk memahaminya, menurut Richard De George, pertama-tama perlu membedakan antara ethics in business dan business ethics. Masa lahirnya etika bisnis terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an. Pertama sejumlah filosof mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah sekitar bisnis dan etika bisnis sebagai suatu tanggapan atas krisis moral yang sedang melputi dunia bisnis di Amerika Serikat. Kedua terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika terapan. Masa eika bisnis melus ke Eropa, etika bisnis mulai merambah dan berkembang setelah sepuluh tahun kemudian. Hal ini pertama-tama ditandai dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Eropa Barat yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada taun1987 didirkan pula European Ethics Nwork (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi dari universitas, sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan internasional. C. Etika Bisnis Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Macam-macam teori etika bisnis, yaitu: a) Utilitarisme (utilitarianism) Utilitarisme berarti suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan jadi tidak boleh dimengerti dengan cara egoistis. b) Deontologi Deontologi lebih menekankan pada perbuatan yang tidak dihalalkan karena tujuannya maksudnya kita tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik. c) Teori Hak Teori Hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teri deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. d) Teori Keutamaan Dalam teori keutamaan, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Kalau sesuai dengan norma, suatu perbuatan adalah baik, kalau tidak sesuai, perbuatan adalah buruk. Etika Bisnis Dalam Akuntansi Profesi akuntan publik bisa dikatakan sebagai salah satu profesi kunci di era globalisasi untuk mewujudkan era transparansi bisnis yang fair, oleh karena itu kesiapan yang menyangkut profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, berpengetahuan dan berkarakter. Karakter menunjukkan personality seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya. Profesi juga dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi serta dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam.Untuk menegakkan akuntansi sebagai sebuah profesi yang etis, dibutuhkan etika profesi dalam mengatur kegiatan profesinya. Etika profesi itu sendiri, dalam kerangka etika merupakan bagian dari etika sosial. Karena etika profesi menyangkut etika sosial, berarti profesi (dalam hal ini profesi akuntansi) dalam kegiatannya pasti berhubungan dengan orang/pihak lain (publik). Dalam menjaga hubungan baik dengan pihak lain tersebut akuntan haruslah dapat menjaga kepercayaan publik. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. D. Kepedulian Bisnis Terhadap Etika Korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin meluas di masyarakat yang sebelumnya hanya di tingkat pusat dan sekarang meluas 4 sampai ke daerah-daerah, dan meminjam istilah guru bangsa yakni Gus Dur, korupsi yang sebelumnya di bawah meja, sekarang sampai ke meja-mejanya dikorupsi adalah bentuk moral hazard di kalangan ekit politik dan elit birokrasi. Hal ini mengindikasikan bahwa di sebagian masyarakat kita telah terjadi krisis moral dengan menghalalkan segala mecam cara untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu memperkaya diri sendiri maupun tujuan kelompok untuk eksistensi keberlanjutan kelompok. Terapi ini semua adalah pemahaman, implementasi dan investasi etika dan nilai-nilai moral bagi para pelaku bisnis dan para elit politik. Dalam kaitan dengan etika bisnis, terutama bisnis berbasis syariah, pemahaman para pelaku usaha terhadap ekonomi syariah selama ini masih cenderung pada sisi "emosional" saja dan terkadang mengkesampingkan konteks bisnis itu sendiri. Padahal segmen pasar dari ekonomi syariah cukup luas, baik itu untuk usaha perbankan maupun asuransi syariah. Dicontohkan, segmen pasar konvensional, meski tidak "mengenal" sistem syariah, namun potensinya cukup tinggi. Mengenai implementasi etika bisnis tersebut, Rukmana mengakui beberapa pelaku usaha memang sudah ada yang mampu menerapkan etika bisnis tersebut. Namun, karena pemahaman dari masing-masing pelaku usaha mengenai etika bisnis berbeda-beda selama ini, maka implementasinyapun berbeda pula, Keberadaan etika dan moral pada diri seseorang atau sekelompok orang sangat tergantung pada kualitas sistem kemasyarakatan yang melingkupinya. Walaupun seseorang atau sekelompok orang dapat mencoba mengendalikan kualitas etika dan moral mereka, tetapi sebagai sebuah variabel yang sangat rentan terhadap pengaruh kualitas sistem kemasyarakatan, kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang sewaktu-waktu dapat berubah. Baswir (2004) berpendapat bahwa pembicaraan mengenai etika dan moral bisnis sesungguhnya tidak terlalu relevan bagi Indonesia. Jangankan masalah etika dan moral, masalah tertib hukum pun masih belum banyak mendapat perhatian. Sebaliknya, justru sangat lumrah di negeri ini untuk menyimpulkan bahwa berbisnis sama artinya dengan menyiasati hukum. Akibatnya, para pebisnis di Indonesia tidak dapat lagi membedakan antara batas wilayah etika dan moral dengan wilayah hukum. Wilayah etika dan moral adalah sebuah wilayah pertanggungjawaban pribadi. Sedangkan wilayah hukum adalah wilayah benar dan salah yang harus dipertanggungjawabkan di depan pengadilan. Akan tetapi memang itulah kesalahan kedua dalam memahami masalah etika dan moral di Indonesia. Pencampuradukan antara wilayah etika dan moral dengan wilayah hukum seringkali menyebabkan kebanyakan orang Indonesia 5tidak bisa membedakan antara perbuatan yang semata-mata tidak sejalan dengankaidah-kaidah etik dan moral, dengan perbuatan yang masuk kategori perbuatanmelanggar hukum. Sebagai misal, sama sekali tidak dapat dibenarkan bila masalahkorupsi masih didekati dari sudut etika dan moral. Karena masalah korupsi sudahjelas dasar hukumnya, maka masalah itu haruslah didekati secara hukum. Demikian halnya dengan masalah penggelapan pajak, pencemaran lingkungan, danpelanggaran hak asasi manusia. Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat. Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah : 1. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk teromabng-ambing oleh pesatnya 4. Menciptakan persaingan yang sehat 5. Menerapkan konsep ”Pembangunan Berkelanjutan” 6. Menghindari sifat 5K (Katabalace, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) 7. Mampu menyatakan yang benar itu benar 8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan 9. Konsekuensi dan konsistensi dengan aturan main yang telah disepakati bersama 10. Menumbuhkankembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati. E. Ketergantungan Bisnis Terhadap Etika Pada kenyataan yang ada pada saat ini, masih banyak dari masyarakat belum mengenal apa itu etika dalam berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku dimasyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku ddan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Bagaimana dilingkungan perusahaan ? perusahaan juga sebuah organisasi yang memili struktur yang jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antara pribadi maupun institusi yang terlibat didalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan saat mungkin terjadi, baik dalam tataran manajemen atau personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar, untuk itu ternyata etika diperlukan sebagai control akan kebijakan. Demi kepentingan perusahaan itu sendiri oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat. Terdapat dua pandangan tanggung jawab sosial, yaitu : 1. Padangan klasik Pandangan ini menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen adalah memaksimalkan laba. Pada padangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan. 2. Padangan sosial ekonomi Pandangan ini menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukansekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencangkup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Daftar Pustaka http://budelasg.blogspot.com/2012/11/perilaku-etika-dalam-bisnis_6.html http://caesarmudaryan.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html http://inigalih.blogspot.com/2011/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html

Dinsdag 14 Mei 2013

Verb 1 Verb 2 Verb 3



nfinitive (Verb 1)
Verb 2
Verb 3
Arti
A
abide
abided / abode
abided
tinggal, tunduk, patuh
alight
alighted / alit
alighted / alit
turun, hinggap, menghinggapi, mendarat
arise
arose
arisen
timbul, muncul, bangun
awake
awakened / awoke
awakened / awoken
bangun, sadar, membangunkan, mengetahui
B
backbite
backbit
backbitten
memfitnah
backslide
backslid
backslidden / backslid
kembali mengerjakan kebiasaan lama yg tercela
be [ am, is, are]
was, were
been

bear
bore
born / borne
menanggung, menahan, melahirkan
beat
beat
beaten / beat
mengalahkan, memukul, berdenyut
become
became
become
menjadi
befall
befell
befallen
menimpa
beget
begat / begot
begotten
memperanakkan, menurunkan
begin
began
begun
mulai, memulai
behold
beheld
beheld
melihat
bend
bent
bent
membungkuk, menekuk, membengkokkan
bereave
bereaved / bereft
bereaved / bereft
kehilangan
beseech
besought / beseeched
besought / beseeched
mohon, memohon, meminta, memohonkan
beset
beset
beset
menimpa, mengelilingi, menyerang, mengapung
bestrew
bestrewed
bestrewn / bestrewed
menabur
bet
bet / betted
bet / betted
bertaruh
betake
betook
betaken
berangkat, pergi
bethink
bethought
bethought
memikirkan, mengingat
bid (farewell)
bid / bade
bidden
tawaran (perpisahan)
bid (offer amount)
bid
bid
menawar(nilai tawaran)
bind
bound
bound
mengikat, membalut, menjilid
bite
bit
bitten
menggigit
bleed
bled
bled
berdarah, berkorban
blow
blew
blown
meniup
break
broke
broken
memecahkan, mematahkan, melanggar, memutuskan, menghentikan, membobol
breed
bred
bred
berkembang biak
bring
brought
brought
membawa
broadcast
broadcast / broadcasted
broadcast / broadcasted
menyiarkan
browbeat
browbeat
browbeaten / browbeat
menggertak, menakuti
build
built
built
membangun
burn
burned / burnt
burned / burnt
membakar
burst
burst
burst
meledak
bust
busted / bust
busted / bust
gagal, mendobrak, meledak
buy
bought
bought
membeli
C
cast
cast
cast
melemparkan
catch
caught
caught
menangkap
chide
chided / chid
chided / chidden
mencaci
choose
chose
chosen
memilih
clap
clapped / clapt
clapped / clapt
bertepuk tangan
cling
clung
clung
melekat, berpegang teguh
clothe
clothed / clad
clothed / clad
menyandangi
colorbreed
colorbred
colorbred
colorbreed
come
came
come
datang
cost
cost
cost
berharga
creep
crept
crept
merayap, merangkak
crossbreed
crossbred
crossbred
mencampuri darah
cut
cut
cut
memotong, mengurangi, memangkas
D
dare
dared / durst
dared / durst
sampai hati, bertindak berani
daydream
daydreamed / daydreamt
daydreamed / daydreamt
melamun, berangan-angan
deal
dealt
dealt
berurusan
dig
dug
dug
menggali
dight
dighted / dight
dighted / dight
dight
disprove
disproved
disproved / disproven
membantah
dive (jump head-first)
dove / dived
dived
menyelam (melompat kepala lebih dulu)
dive (scuba diving)
dived / dove
dived
menyelam (scuba diving)
do
did
done
melakukan
draw
drew
drawn
menarik
dream
dreamed / dreamt
dreamed / dreamt
mimpi
drink
drank
drunk
minum
drive
drove
driven
menyetir
dwell
dwelt / dwelled
dwelt / dwelled
tinggal
E
eat
ate
eaten
makan
enwind
enwound
enwound
enwind
F
fall
fell
fallen
jatuh
feed
fed
fed
memberi makan
feel
felt
felt
merasa
fight
fought
fought
berjuang, berkelahi, bertengkar
find
found
found
menemukan
fit (tailor, change size)
fitted / fit
fitted / fit
cocok
fit (be right size)
fit / fitted
fit / fitted
menyesuaikan, mencocokkan
flee
fled
fled
melarikan diri
fling
flung
flung
melemparkan
fly
flew
flown
terbang
forbear
forbore
forborne
menahan diri, bersabar
forbid
forbade
forbidden
melarang
fordo
fordid
fordone
fordo
forecast
forecast
forecast
meramalkan
forego (also forgo)
forewent
foregone
melepaskan (juga melupakan)
foreknow
foreknew
foreknown
mengetahui sebelumnya
forerun
foreran
forerun
forerun
foresee
foresaw
foreseen
meramalkan
foreshow
foreshowed
foreshown / foreshowed
foreshow
forespeak
forespoke
forespoken
forespeak
foretell
foretold
foretold
meramalkan
forget
forgot
forgotten / forgot
lupa, melupakan
forgive
forgave
forgiven
mengampuni
forsake
forsook
forsaken
meninggalkan
forswear
forswore
forsworn
mengingkari
fraught
fraught
fraught
penuh
freeze
froze
frozen
membekukan
frostbite
frostbit
frostbitten
radang dingin
G
gainsay
gainsaid
gainsaid
membantah
get
got
gotten / got
mendapatkan
gild
gilded / gilt
gilded / gilt
menyepuh
give
gave
given
memberikan
go
went
gone
pergi
grind
ground
ground
menggiling
grow
grew
grown
tumbuh
H
hagride
hagrode
hagridden
hagride
halterbreak
halterbroke
halterbroken
halterbreak
hamstring
hamstrung
hamstrung
urat lutut
hand-feed
hand-fed
hand-fed
tangan-feed
handwrite
handwrote
handwritten
handwrite
hang
hung
hung
menggantung
hang (kill by hanging)
hanged / hung
hanged / hung
menggantung (membunuh dengan menggantung)
have
had
had
memiliki
hear
heard
heard
mendengar
heave
heaved / hove
heaved / hove
mengangkat
hew
hewed
hewn / hewed
menetak
hide
hid
hidden
menyembunyikan
hit
hit
hit
memukul
hold
held
held
memegang
hurt
hurt
hurt
sakit
I
inbreed
inbred
inbred
memperkawinkan yg sejenis atau sebangsa
inlay
inlaid
inlaid
tatahan
input
input / inputted
input / inputted
masukan
inset
inset
inset
sisipan
interbreed
interbred
interbred
mempersilangkan
intercut
intercut
intercut
intercut
interlay
interlaid
interlaid
interlay
interset
interset
interset
interset
interweave
interwove / interweaved
interwoven / interweaved
menjalinkan
interwind
interwound
interwound
interwind
inweave
inwove / inweaved
inwoven / inweaved
menjalin
J
jerry-build
jerry-built
jerry-built
serampangan-membangun
K
keep
kept
kept
menjaga
kneel
knelt / kneeled
knelt / kneeled
berlutut
knit
knitted / knit
knitted / knit
merajut
know
knew
known
tahu
L
lade
laded
laden / laded
memuati
landslide
landslid
landslid
tanah longsor
lay
laid
laid
awam
lead
led
led
memimpin
lean
leaned / leant
leaned / leant
kurus
leap
leaped / leapt
leaped / leapt
lompatan
learn
learned / learnt
learned / learnt
belajar
leave
left
left
meninggalkan
lend
lent
lent
meminjamkan
let
let
let
membiarkan
lie
lay
lain
berbohong
lie (not tell truth) REGULAR
lied
lied
kebohongan (tidak jujur) REGULER
light
lit / lighted
lit / lighted
cahaya
lip-read
lip-read
lip-read
bibir-baca
lose
lost
lost
kehilangan
M
make
made
made
membuat
mean
meant
meant
berarti
meet
met
met
memenuhi
misbecome
misbecame
misbecome
bertindak tdk pantas
miscast
miscast
miscast
salah pilih
miscut
miscut
miscut
miscut
misdeal
misdealt
misdealt
berlaku salah
misdo
misdid
misdone
misdo
mishear
misheard
misheard
salah mendengar
mishit
mishit
mishit
meleset
mislay
mislaid
mislaid
salah meletakkan
mislead
misled
misled
menyesatkan
mislearn
mislearned / mislearnt
mislearned / mislearnt
mislearn
misread
misread
misread
salah membaca
missay
missaid
missaid
missay
missend
missent
missent
missend
misset
misset
misset
misset
misspeak
misspoke
misspoken
salah bicara
misspell
misspelled / misspelt
misspelled / misspelt
misspell
misspend
misspent
misspent
memboros
misswear
misswore
missworn
misswear
mistake
mistook
mistaken
kesalahan
misteach
mistaught
mistaught
misteach
mistell
mistold
mistold
mistell
misthink
misthought
misthought
misthink
misunderstand
misunderstood
misunderstood
salah paham
miswear
miswore
misworn
miswear
miswed
miswed / miswedded
miswed / miswedded
miswed
miswrite
miswrote
miswritten
miswrite
mow
mowed
mowed / mown
memotong rumput
N
Tidak ada irregular verb yang dimulai dengan “N.”
O
offset
offset
offset
mengimbangi
outbid
outbid
outbid
mengalahkan dlm menawar
outbreed
outbred
outbred
outbreed
outdo
outdid
outdone
mengalahkan
outdraw
outdrew
outdrawn
menarik lebih banyak orang
outdrink
outdrank
outdrunk
outdrink
outdrive
outdrove
outdriven
outdrive
outfight
outfought
outfought
outfight
outfly
outflew
outflown
outfly
outgrow
outgrew
outgrown
mengatasi
outlay
outlaid
outlaid
pengeluaran
outleap
outleaped / outleapt
outleaped / outleapt
outleap
outlie (not tell truth) REGULAR
outlied
outlied
outlie (tidak mengatakan yang sebenarnya) REGULER
output
output / outputted
output / outputted
keluaran
outride
outrode
outridden
mendahului
outrun
outran
outrun
berlari lebih cepat
outsee
outsaw
outseen
outsee
outsell
outsold
outsold
menjual lebih banyak dr
outshine
outshined / outshone
outshined / outshone
lebih cemerlang dr
outshoot
outshot
outshot
outshoot
outsing
outsang
outsung
outsing
outsit
outsat
outsat
tinggal lebih lama dr
outsleep
outslept
outslept
outsleep
outsmell
outsmelled / outsmelt
outsmelled / outsmelt
outsmell
outspeak
outspoke
outspoken
mengucapkan
outspeed
outsped
outsped
outspeed
outspend
outspent
outspent
outspend
outspin
outspun
outspun
outspin
outspring
outsprang / outsprung
outsprung
outspring
outstand
outstood
outstood
outstand
outswear
outswore
outsworn
outswear
outswim
outswam
outswum
outswim
outtell
outtold
outtold
outtell
outthink
outthought
outthought
outthink
outthrow
outthrew
outthrown
outthrow
outwear
outwore
outworn
lebih tahan dr
outwind
outwound
outwound
outwind
outwrite
outwrote
outwritten
outwrite
overbear
overbore
overborne / overborn
menindih
overbid
overbid
overbid
overbid
overbreed
overbred
overbred
overbreed
overbuild
overbuilt
overbuilt
membangun tambahan
overbuy
overbought
overbought
overbuy
overcast
overcast
overcast
mendung
overcome
overcame
overcome
mengatasi
overcut
overcut
overcut
overcut
overdo
overdid
overdone
melebih-lebihkan
overdraw
overdrew
overdrawn
berlebih-lebihan melukiskan peranan
overdrink
overdrank
overdrunk
minum lebih dr
overeat
overate
overeaten
makan terlalu banyak
overfeed
overfed
overfed
meloloh
overhang
overhung
overhung
menganjur
overhear
overheard
overheard
menguping
overlay
overlaid
overlaid
overlay
overleap
overleaped / overleapt
overleaped / overleapt
berlompat-lompat melalui
overlie
overlay
overlain
berbaring di atas
overpay
overpaid
overpaid
membayar lebih banyak dr yg semestinya
override
overrode
overridden
mengesampingkan
overrun
overran
overrun
membanjiri
oversee
oversaw
overseen
mengawasi
oversell
oversold
oversold
terlalu banyak menjual
overset
overset
overset
membingungkan
oversew
oversewed
oversewn / oversewed
oversew
overshoot
overshot
overshot
melampaui
oversleep
overslept
overslept
kesiangan
oversow
oversowed
oversown / oversowed
oversow
overspeak
overspoke
overspoken
overspeak
overspend
overspent
overspent
menyebar uang
overspill
overspilled / overspilt
overspilled / overspilt
sesuatu yg dicurahkan
overspin
overspun
overspun
overspin
overspread
overspread
overspread
menyebarkan
overspring
oversprang / oversprung /
oversprung
overspring
overstand
overstood
overstood
overstand
overstrew
overstrewed
overstrewn / overstrewed
overstrew
overstride
overstrode
overstridden
overstride
overstrike
overstruck
overstruck
overstrike
overtake
overtook
overtaken
menyusul
overthink
overthought
overthought
overthink
overthrow
overthrew
overthrown
menggulingkan
overwear
overwore
overworn
overwear
overwind
overwound
overwound
overwind
overwrite
overwrote
overwritten
menimpa
P
partake
partook
partaken
mengambil bagian
pay
paid
paid
membayar
plead
pleaded / pled
pleaded / pled
mengaku
prebuild
prebuilt
prebuilt
prebuild
predo
predid
predone
predo
premake
premade
premade
premake
prepay
prepaid
prepaid
prabayar
presell
presold
presold
presell
preset
preset
preset
preset
preshrink
preshrank
preshrunk
preshrink
presplit
presplit
presplit
presplit
proofread
proofread
proofread
mengkoreksi cetakan percobaan
prove
proved
proven / proved
membuktikan
put
put
put
menaruh
Q
quick-freeze
quick-froze
quick-frozen
membekukan cepat-cepat
quit
quit / quitted
quit / quitted
berhenti
R
read
read (sounds like “red”)
read (sounds like “red”)
membaca
reawake
reawoke
reawaken
reawake
rebid
rebid
rebid
rebid
rebind
rebound
rebound
rebind
rebroadcast
rebroadcast / rebroadcasted
rebroadcast / rebroadcasted
rebroadcast
rebuild
rebuilt
rebuilt
membangun kembali
recast
recast
recast
merombak
recut
recut
recut
recut
redeal
redealt
redealt
redeal
redo
redid
redone
redo
redraw
redrew
redrawn
redraw
reeve
reeved / rove
reeved / rove
Reeve
refit (replace parts)
refit / refitted
refit / refitted
mereparasi (mengganti bagian)
refit (retailor)
refitted / refit
refitted / refit
mereparasi (retailor)
regrind
reground
reground
regrind
regrow
regrew
regrown
tumbuh kembali
rehang
rehung
rehung
rehang
rehear
reheard
reheard
rehear
reknit
reknitted / reknit
reknitted / reknit
reknit
relay (for example tiles)
relaid
relaid
relay (misalnya keramik)
relay (pass along) REGULAR
relayed
relayed
relay (berjalan terus) REGULER
relearn
relearned / relearnt
relearned / relearnt
belajar kembali
relight
relit / relighted
relit / relighted
bernyala lagi
remake
remade
remade
remake
rend
rent / rended
rent / rended
membelah
repay
repaid
repaid
membayar kembali
reread
reread
reread
membaca kembali
rerun
reran
rerun
memutarkan lagi
resell
resold
resold
menjual kembali
resend
resent
resent
mengirim ulang
reset
reset
reset
reset
resew
resewed
resewn / resewed
resew
retake
retook
retaken
merebut kembali
reteach
retaught
retaught
reteach
retear
retore
retorn
retear
retell
retold
retold
menyadur
rethink
rethought
rethought
memikirkan kembali
retread
retread
retread
mempulkanisir
retrofit
retrofitted / retrofit
retrofitted / retrofit
retrofit
rewake
rewoke / rewaked
rewaken / rewaked
rewake
rewear
rewore
reworn
rewear
reweave
rewove / reweaved
rewoven / reweaved
reweave
rewed
rewed / rewedded
rewed / rewedded
rewed
rewet
rewet / rewetted
rewet / rewetted
rewet
rewin
rewon
rewon
rewin
rewind
rewound
rewound
mundur
rewrite
rewrote
rewritten
menulis kembali
rid
rid
rid
membebaskan
ride
rode
ridden
naik
ring
rang
rung
cincin
rise
rose
risen
naik
rive
rived
riven / rived
membelah
roughcast
roughcast
roughcast
yg dibuat secara kasar
run
ran
run
menjalankan
S
sand-cast
sand-cast
sand-cast
pasir-cor
saw
sawed
sawed / sawn
melihat
say
said
said
mengatakan
see
saw
seen
melihat
seek
sought
sought
mencari
self-feed
self-fed
self-fed
diri feed
self-sow
self-sowed
self-sown / self-sowed
menabur diri
sell
sold
sold
menjual
send
sent
sent
mengirim
set
set
set
mengatur
sew
sewed
sewn / sewed
menjahit
shake
shook
shaken
gemetar
shave
shaved
shaved / shaven
mencukur
shear
sheared
sheared / shorn
geser
shed
shed
shed
gudang
shine
shined / shone
shined / shone
bersinar
shit
shit / shat / shitted
shit / shat / shitted
omong kosong
shoe
shoed / shod
shoed / shod
sepatu
shoot
shot
shot
menembak
show
showed
shown / showed
pertunjukan
shrink
shrank / shrunk
shrunk
menyusut
shrive
shrived / shrove
shriven
mendengarkan pengakuan dosa dan mengampuni
shut
shut
shut
menutup
sight-read
sight-read
sight-read
melihat-membaca
sing
sang
sung
menyanyi
sink
sank / sunk
sunk
wastafel
sit
sat
sat
duduk
skywrite
skywrote
skywritten
skywrite
slay (kill)
slew / slayed
slain / slayed
membunuh (membunuh)
slay (amuse) REGULAR
slayed
slayed
membunuh (menghibur) REGULER
sleep
slept
slept
tidur
slide
slid
slid
meluncur
sling
slung
slung
ambin
slink
slinked / slunk
slinked / slunk
mengendap-endap
slit
slit
slit
celah
smell
smelled / smelt
smelled / smelt
bau
smite
smote
smitten / smote
memukul
sneak
sneaked / snuck
sneaked / snuck
menyelinap
sow
sowed
sown / sowed
menabur
speak
spoke
spoken
berbicara
speed
sped / speeded
sped / speeded
kecepatan
spell
spelled / spelt
spelled / spelt
mengeja
spend
spent
spent
menghabiskan
spill
spilled / spilt
spilled / spilt
tumpahan
spin
spun
spun
berputar
spit
spit / spat
spit / spat
meludah
split
split
split
berpisah
spoil
spoiled / spoilt
spoiled / spoilt
memanjakan
spoon-feed
spoon-fed
spoon-fed
menyuap
spread
spread
spread
menyebar
spring
sprang / sprung
sprung
musim semi
stall-feed
stall-fed
stall-fed
warung-feed
stand
stood
stood
berdiri
stave
staved / stove
staved / stove
juluan
steal
stole
stolen
mencuri
stick
stuck
stuck
tongkat
sting
stung
stung
sengat
stink
stunk / stank
stunk
bau
strew
strewed
strewn / strewed
menaburi
stride
strode
stridden
langkah
strike (delete)
struck
stricken
mogok (menghapus)
strike (hit)
struck
struck / stricken
strike (hit)
string
strung
strung
tali
strip
stripped / stript
stripped / stript
strip
strive
strove / strived
striven / strived
berusaha keras
sublet
sublet
sublet
menyewakan lagi
sunburn
sunburned / sunburnt
sunburned / sunburnt
berjemur
swear
swore
sworn
bersumpah
sweat
sweat / sweated
sweat / sweated
keringat
sweep
swept
swept
menyapu
swell
swelled
swollen / swelled
membengkak
swim
swam
swum
berenang
swing
swung
swung
ayunan
T
take
took
taken
mengambil
teach
taught
taught
mengajar
tear
tore
torn
air mata
telecast
telecast
telecast
siaran televisi
tell
told
told
menceritakan
test-drive
test-drove
test-driven
menjalankan sbg percobaan
test-fly
test-flew
test-flown
uji-terbang
think
thought
thought
berpikir
thrive
thrived / throve
thrived / thriven
berkembang
throw
threw
thrown
melemparkan
thrust
thrust
thrust
dorongan
tread
trod
trodden / trod
tapak
troubleshoot
troubleshot
troubleshot
memecahkan
typecast
typecast
typecast
menetapkan sbg pemain peranan dr tipe tertentu
typeset
typeset
typeset
mengeset
typewrite
typewrote
typewritten
mengetik
U
unbear
unbore
unborn / unborne
unbear
unbend
unbent
unbent
meluruskan
unbind
unbound
unbound
memperlonggar
unbuild
unbuilt
unbuilt
unbuild
unclothe
unclothed / unclad
unclothed / unclad
unclothe
underbid
underbid
underbid
menawarkan harga yd lebih rendah
underbuy
underbought
underbought
underbuy
undercut
undercut
undercut
menjual dgn harga yg lebih rendah
underfeed
underfed
underfed
kurang memberi makanan
undergo
underwent
undergone
mengalami
underlay
underlaid
underlaid
mendasari
underlet
underlet
underlet
underlet
underlie
underlay
underlain
mendasari
underrun
underran
underrun
underrun
undersell
undersold
undersold
menjual dgn harga yg lebih rendah
undershoot
undershot
undershot
menembak terlalu rendah dr
underspend
underspent
underspent
underspend
understand
understood
understood
memahami
undertake
undertook
undertaken
melakukan
underthrust
underthrust
underthrust
underthrust
underwrite
underwrote
underwritten
menanggung
undo
undid
undone
membuka
undraw
undrew
undrawn
undraw
unfreeze
unfroze
unfrozen
mencairkan
unhang
unhung
unhung
unhang
unhide
unhid
unhidden
Jangan sembunyikan
unhold
unheld
unheld
unhold
unknit
unknitted / unknit
unknitted / unknit
unknit
unlade
unladed
unladen / unladed
memperturunkan
unlay
unlaid
unlaid
unlay
unlead REGULAR
unleaded
unleaded
unlead REGULER
unlearn
unlearned / unlearnt
unlearned / unlearnt
belajar meninggalkan
unmake
unmade
unmade
unmake
unreeve
unreeved / unrove
unreeved / unrove
unreeve
unsay
unsaid
unsaid
unsay
unsew
unsewed
unsewn / unsewed
unsew
unsling
unslung
unslung
unsling
unspin
unspun
unspun
unspin
unstick
unstuck
unstuck
unstick
unstring
unstrung
unstrung
unstring
unswear
unswore
unsworn
unswear
unteach
untaught
untaught
unteach
unthink
unthought
unthought
unthink
unweave
unwove / unweaved
unwoven / unweaved
unweave
unwind
unwound
unwound
beristirahat
unwrite
unwrote
unwritten
unwrite
uphold
upheld
upheld
menegakkan
upset
upset
upset
bingung
V
vex
vexed / vext
vexed / vext
menyakitkan hati
W
wake
woke / waked
woken / waked
bangun
waylay
waylaid
waylaid
mencegat
wear
wore
worn
memakai
weave
wove / weaved
woven / weaved
menenun
wed
wed / wedded
wed / wedded
mengawinkan
weep
wept
wept
menangis
wet
wet / wetted
wet / wetted
basah
whet REGULAR
whetted
whetted
mengasah REGULER
win
won
won
menang
wind
wound
wound
angin
withdraw
withdrew
withdrawn
menarik
withhold
withheld
withheld
menahan
withstand
withstood
withstood
menahan
wring
wrung
wrung
memeras
write
wrote
written
menulis
X
Tidak ada irregular verb yang dimulai dengan “X.”
Y
Tidak ada irregular verb yang dimulai dengan “Y.”
Z
Tidak ada irregular verb yang dimulai dengan “Z.”